“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Karya : Siti Robiah Dalima Pakki, S.Pd.,)

Bismillah, perkenalkan saya adalah seorang pengajar di SMAN 7 Kota Bogor yang mengampu mata Pelajaran Bimbingan dan Konseling. Saat ini saya juga sedang mengikuti pendidikan Guru Penggerak pada Angkatan 9. Saat ini saya ingin berbagi wacana mengenai modul 3.1 yang berfokus pada Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Kita mulai dengan kutipan pemantik.

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

Kutipan tersebut menyoroti pentingnya mengajarkan anak-anak bukan hanya keterampilan praktis seperti menghitung, tetapi juga nilai-nilai dan konsep-konsep yang berharga dalam kehidupan.

Dalam konteks pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini, kutipan ini dapat diartikan sebagai pengingat bahwa fokus pendidikan tidak hanya pada transfer pengetahuan atau keterampilan teknis saja. Penting juga untuk mengajarkan nilai-nilai, etika, dan konsep-konsep yang mendasar, yang akan membimbing siswa dalam membuat keputusan dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.

Ketika kita belajar, baik itu dalam konteks formal di sekolah atau dalam pengembangan pribadi, aspek keterampilan praktis seperti menghitung atau menguasai konsep-konsep tertentu mungkin saja penting, tetapi nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian juga seharusnya diterapkan dan ditanamkan. Hal ini berkontribusi pada pembentukan karakter yang holistik dan individu yang berpikiran kritis.

Dengan kata lain, kutipan ini menekankan bahwa sementara keterampilan praktis memiliki nilai, mengajarkan nilai-nilai yang mendasar adalah yang terbaik. Dalam konteks pembelajaran, hal ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan pendidikan yang holistik, mencakup aspek akademis dan karakter dalam rangka menciptakan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga beretika dan bertanggung jawab.

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan di dunia pendidikan dapat memiliki dampak yang signifikan pada pembelajaran yang berpihak pada murid. Berikut beberapa cara nilai-nilai tersebut dapat memberikan dampak positif pada lingkungan pendidikan:

  1. Keadilan Pendidikan: Nilai-nilai keadilan dapat memastikan bahwa setiap murid memiliki kesempatan yang setara untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Keputusan yang didasarkan pada nilai keadilan dapat mengurangi perbedaan dalam akses dan hasil pendidikan, menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan adil.Empati dan Pemahaman Individu: Nilai-nilai empati mendorong pendekatan yang lebih berfokus pada kebutuhan dan pengalaman unik setiap murid. Dengan memahami keberagaman dan kebutuhan individu, keputusan dapat diambil untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan dan kesejahteraan masing-masing murid.
  2. Partisipasi dan Kolaborasi: Nilai-nilai partisipasi dan kolaborasi dapat mendorong keputusan yang mengaktifkan peran murid dalam proses pembelajaran. Dengan melibatkan murid dalam pengambilan keputusan terkait pembelajaran, guru dapat menciptakan lingkungan yang mendorong keterlibatan aktif dan partisipatif.
  3. Penghargaan Terhadap Kemajuan: Menghargai dan mengakui kemajuan individu, bukan hanya hasil akhir, dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif. Nilai-nilai ini dapat memotivasi murid untuk terus berusaha dan memberikan dukungan ketika mereka mengalami kesulitan.
  4. Fleksibilitas dan personalisasi: Nilai-nilai fleksibilitas dan personalisasi dalam pengambilan keputusan pendidikan dapat menciptakan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan gaya belajar dan kebutuhan individu murid. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan merangsang minat serta kreativitas.
  5. Pemberdayaan dan Pembangunan Karakter: Nilai-nilai pemberdayaan dan pembangunan karakter dapat mendorong keputusan yang fokus pada pengembangan keterampilan serta nilai-nilai moral dan sosial murid. Pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai ini dapat membantu murid menjadi individu yang bertanggung jawab, etis, dan memiliki integritas.

Dengan menerapkan nilai-nilai ini dalam pengambilan keputusan pendidikan, guru dan pembuat kebijakan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih baik, memperkuat motivasi murid, dan merangsang pertumbuhan serta perkembangan positif. Dengan memprioritaskan kebutuhan dan kepentingan murid, pendidikan dapat menjadi lebih inklusif, adil, dan memenuhi harapan masyarakat untuk memberikan pendidikan berkualitas.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, ada beberapa cara di mana saya dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid melalui pengambilan keputusan yang bijaksana dan berorientasi pada kebutuhan murid. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat saya terapkan:

  1. Mengutamakan Keadilan dan Inklusivitas: Saya akan berupaya untuk memastikan bahwa keputusan-keputusan yang saya buat memberikan kesempatan yang setara bagi semua murid, tanpa memandang latar belakang, kemampuan, atau karakteristik lainnya. Inklusivitas dan keadilan akan menjadi prinsip panduan dalam setiap keputusan yang saya ambil.
  2. Mendengarkan dan Melibatkan Murid: Saya akan membuka saluran komunikasi yang aktif dengan murid, mendengarkan pendapat mereka, dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan yang memengaruhi pembelajaran. Partisipasi murid dapat memberikan wawasan berharga dan meningkatkan rasa kepemilikan terhadap pembelajaran.
  3. Fokus pada Kebutuhan Individual: Saya akan memahami dan mengakui keberagaman di antara murid-murid. Keputusan-keputusan pembelajaran harus mempertimbangkan gaya belajar, kebutuhan khusus, dan minat individu untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang sesuai dan bermakna.
  4. Mendorong Kolaborasi: Saya akan merangsang kolaborasi di antara murid dengan mendorong proyek-proyek tim, diskusi kelompok, dan aktivitas yang membangun keterlibatan bersama. Kolaborasi dapat memperkaya pembelajaran dan membantu murid mengembangkan keterampilan sosial serta pemecahan masalah.
  5. Fleksibilitas dalam Metode Pengajaran: Saya akan mengadopsi pendekatan pembelajaran yang fleksibel, memungkinkan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan dan tanggapan murid. Ini dapat mencakup variasi metode pengajaran, pendekatan personalisasi, dan respons terhadap dinamika kelas.
  6. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Bukti: Keputusan yang saya ambil dalam pengembangan kurikulum, penilaian, dan metode pengajaran akan didasarkan pada bukti-bukti efektivitas. Menggunakan data dan informasi konkret akan membantu saya membuat keputusan yang berdampak positif pada hasil pembelajaran murid.
  7. Membangun Lingkungan Pembelajaran yang Positif: Saya akan menciptakan dan mempertahankan lingkungan pembelajaran yang positif, mendukung, dan memotivasi. Keputusan-keputusan terkait dengan norma-norma kelas, disiplin, dan dukungan emosional akan dirancang untuk menciptakan atmosfer yang kondusif bagi pertumbuhan dan pembelajaran murid.

Melalui penerapan prinsip-prinsip ini dalam pengambilan keputusan, saya berharap dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses pembelajaran murid dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan murid secara menyeluruh.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Kutipan tersebut mencerminkan pandangan bahwa pendidikan tidak hanya tentang mentransfer pengetahuan atau mengajarkan keterampilan, tetapi juga tentang membentuk karakter dan perilaku etis individu. Kutipan ini menekankan bahwa pendidikan memiliki dimensi moral yang signifikan.

Dalam konteks pembelajaran yang telah saya alami di modul ini, kutipan ini dapat dihubungkan dengan penekanan pada pembentukan karakter, nilai-nilai, dan etika. Modul ini mungkin menyoroti tidak hanya pentingnya penguasaan konsep-konsep akademis, tetapi juga peran pendidikan dalam membimbing siswa untuk berperilaku etis dan bertanggung jawab.

Pendekatan pembelajaran dalam modul ini mungkin mencakup penerapan nilai-nilai moral, seperti integritas, kejujuran, dan tanggung jawab, dalam proses pembelajaran. Mungkin juga menekankan pentingnya mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan moral sebagai bagian integral dari pendidikan.

Dengan merangkul konsep bahwa pendidikan adalah seni untuk membuat manusia berperilaku etis, modul ini mungkin mencoba untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang tidak hanya mendidik intelektualitas, tetapi juga membentuk individu yang memiliki kesadaran moral dan kemampuan membuat keputusan yang etis dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan kata lain, kutipan ini mendukung ide bahwa pendidikan bukan hanya tentang apa yang kita ketahui, tetapi juga tentang siapa kita menjadi dan bagaimana kita bertindak dalam masyarakat. Ini menciptakan kesadaran bahwa proses pembelajaran seharusnya tidak hanya mengisi kepala dengan pengetahuan, tetapi juga membentuk hati dan perilaku kita.

Penulis : Siti Robiah Dalima Pakki

Tinggalkan Balasan